MAKALAH
PENGERTIAN, SEJARAH PERKEMBANGAN,
MANFAAT,
RUANG LINGKUP DAN MANFAAT PSIKOLOGI
AGAMA
UNTUK PENDIDIKAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi
Tugas Mata Kuliah Psikologi Agama
Dosen Pembimbing : Bp Pardi M.S.I
Disusun Oleh
Nama : Devi
NIM :
02 9377
Daerah : Wonogiri
Semester : 05
SEKOLAH TINGGI MAMBAUL ‘ULUM
SURAKARTA
STAIMUS
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia
memiliki bermacam ragam kebutuhan batin maupun lahir akan tetapi, kebutuhan
manusia terbatas karena kebutuhan tersebut juga dibutuhkan oleh manusia
lainnya. Karena manusia selalu membutuhkan pegangan hidup yang disebut agama
karena manusia merasa bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui
adanya yang maha kuasa tempat mereka berlindung dan memohon pertolongan.
Sehingga keseimbagan manusia dilandasi kepercayan beragama. sikap orang dewasa
dalam beragama sangat menonjol jika, kebutuaan akan beragama tertanam dalam
dirinya. Kesetabilan hidup seseorang dalam beragama dan tingkah laku keagamaan
seseorang, bukanlah kesetabilan yang statis. adanya perubahan itu terjadi
karena proses pertimbangan pikiran, pengetahuan yang dimiliki dan mungkin
karena kondisi yang ada. Tingkah laku keagamaan orang dewasa memiliki
persepektif yang luas didasarkan atas nilai-nilai yang dipilihnya.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian Psikologi
2. Bagaimana pengertian Agama ?
3. Bagaimana pengertian psikologi
Agamana ?
4. Bagaimana Ruang lingkup psikologi Agama ?
5. Bagaimana sejarah psikologi Agama ?
6. Bagaimana Urgensi Psikologi Agama
dalam Pendidikan (keluarga, Sekolah, dan Masyarakat)
7. Apa saja manfaat psikologi Agama ?
C.
Tujuan Makalah ini dibuat
1. Agar dapat memahami pengertian
psikologi
2. Bisa mengerti pengertian agama
3. Dapat mengetahui pengertian
psikologi Agama
4. Dapat mengetahui ruang lingkup
psikologi Agama
5. Dapat mengetahui sejarah psikologi
Agama
6. Dapat mengetahui urgensi psikologi
Agama dalam pendidikan keluarga sekolah dan masyarakat
7. Dapat mengetahui manfaat psikologi
Agama ?
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Psikologi
Psikologi
berasal dari perkataan yunani psyce yang artinya jiwa, dan logos yang artinya
ilmu. Jadi secara etimologi psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya (
ilmu jiwa ). Secara umum, psikologi diartikan ilmu yang mempelajari tingkah
laku manusia atau ilmu yang mempelajari gejala-gejala jiwa manusia.
Psikologi Menurut Beberapa Ahli:
- Menurut Dr. Singgih Dirgagunarsa bahwa Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
- Menurut plato dan Aristoteles Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari teentang hakekat jiwa serta prosesnya sampai akhir.
- Menurut Clifford T. Morgan Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan.
- Menurut H. Sumardi, MSI Psikologi adalah ilmu yang meneliti dan mempelajari sikap serta tingkah laku manusia sebagai gambaran dari gejala jiwa yang berada di belakangnya.
- Menurut Ricard H. Thouless Psikologi adalah ilmu tentang tingkah laku pengalaman manusia.
- Menurut Jalaluddin Psikologi adalah imu yang mempalajari gejala jiwa manusia yanng normal, dewasa, dan beradab.
2.
Pengertian Agama
Agama sebagai bentuk keyakinan,
memang sulit diukur secara tepat dan rinci. Banyak para ahli yang berpendapat
tentang arti agama, diantaranya :
- Menurut Harun Nassution, arti agama berdasarkan asal kata, yaitu al-din, religi ( relege, religare ) dan agama. Dalam bahasa semit al-Din berarti undang-undang atau hukum. Dalam bahasa Arab, Agama ( Ad-din ) artinya hukum, ikatan, dan peraturan. Dalam bahasa latin kata religi ( relege ) berarti mengumpulkan dan membaca ;yang kemudian menjadi kata religare yang berarti mengikat.
- Agama adalah ikatan yang harus dipegang dan dipenuhi manusia. Ikatan adalah kekuatan yang lebih tinggi dari manusia yang tidak dapat ditangkap keduanya, namun mampu mewarnai kehidupan.
- Menurut Harun Nassution, Agama harus mempunyai 4 aspek yaitu : (1). Kekuatan gaib (2). Keyakinan terhadap kekuatan gaib (3). Respon (4). Paham adanya yang kudus.
- Menurut Robert H. Thouless, fakta menunjukkan bahwa agama berpusat pada Tuhan atau Dewa- Dewa sebagai ukuran yang menentukan yang tak boleh diabaikan ( keyakinan tentang dunia lain ). Ia mendefinisikan agama adalah sikap /cara penyesuaian diri terhadap dunia yang mencangkup acuan yang menunjukkan ingkungan lebih luas daripada dunia fiisik yang terikat ruang dan waktu---the spatio-temporal physical world ( dunia spiritual )
3.
Pengertian Psikologi Agama
Psikologi agama terdiri dari dua
paduan kata, yakni psikologi dan agama. Kedua kata ini mempunyai makna yang
berbeda. Psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari gejala jiwa manusia
yang normal, dewasa dan beradab. (Jalaluddin, 1979: 77). Sedangkan agama
memiliki sangkut paut dengan kehidupan batin manusia. Menurut Harun Nasution,
agama berasal dari kata Al Din yang berarti undang-undang atau hukum, religi
(latin) atau relegere berarti mengumpulkan dan membaca. Kemudian religare
berarti mengikat. Dan kata agama terdiri dari tidak, “gama”; pergi yang berarti
tetap ditempat atau diwarisi turun menurun .
Dari definisi tersebut, psikologi
agama meneliti dan menelaah kehidupan beragama pada seseorang dan mempelajari
berapa besar pengaruh keyakinan agama itu dalam sikap dan tingkah laku, serta
keadaaan hidup pada umumnya, selain itu juga mempelajari pertumbuhan dan
perkembangan jiwa agama pada seseorang, serta faktor-faktor yang mempengaruhi
keyakinan tersebut (Zakiyah darajat dikutip oleh Jalaluddin, 2004: 15)
Menurut Robert Thouless, Psikologi
agama adalah cabang dari psikologi yang bertujuan mengembangkan pemahaman
terhadap perilaku keagamaan dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip psikologi
yang dipungut dari kajian terhadap perilaku bukan keagamaan. Menurut
Prof. Dr. Zakiah Daradjat, psikologi agama meneliti dan menelaah kehidupan
beragama pada seseorang dan mempelajari berapa besar pengaruh keyakinan agama
itu dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup pada umumnya. Selain ittu
juga mempelajaripertumbuhan dan perkembangan jiwa agma pada seseorang, serta
faktor-faktor yang mempengaruhi keyakinan tersebut. Psikologi agama merupakan
cabang psikologi yang meneliti dan mempelajari tingkah laku mannusia dalam
hubungan dengan pengaruh keyakinan terhadap agama yang dianutnya serta dalam
kaitannya dengan perkembangan usia masing-masing.
4. Ruang Lingkup Psikologi Agama
Berkaitan
dengan ruang lingkup dari psikologi agama, maka ruang kajiannya adalah mencakup
kesadaran agama yang berarti bagian/ segi agama yang hadir dalam pikiran, yang
merupakan aspek mental dari aktivitas agama, dan pengalaman agama berarti unsur
perasaan dalam kesadaran beragama yakni perasaan yang membawa kepada keyakinan
yang dihasilkan oleh tindakan (amaliah) dengan kata lain bahwa psikologi agama
mempelajari kesadaran agama pada seseorang yang pengaruhnya terlihat dalam
kelakuan dan tindakan agama orang itu dalam hidupnya. (Jalaluddin, 2004: 17)
Dalam hal
ini psikologi agama telah dimanfaatkan dalam berbagai ruang kehidupan, misalnya
dalam bidang pendidikan, perusahaan, pengobatan, penyuluhan narapidana di LP
dan pada bidang- bidang lainnya.
Sebagai
disiplin ilmu yang otonom, psikologi agama memiliki ruang lingkup pembahasannya
tersendiri yangg dibedakan dari disiplin ilmu yang mempelajari maslah agama
lainnya. Pernyataan Robert Thouless, memusatkan kajiannya pada agama agama yang
hidup dalam budaya suatu kelompok / masyarakat itu sendiri. Kajiannya terpusat
pada pemahaman terhadap perilaku keagamaan dengan menggunakan psikologi.
Menurut Zakiyah Daradjat, ruang
lingkup yang menjadi lapangan kajian psikologi agama mengenai:
- Bermacam-macam emosi yang menjalar di luar kesadaran yang ikut serta dalam kehidupan beragama orang biasa ( umum ). Contoh : perasaan tenang, pasrah dan menyerah.
- Bagaimana perasaan dan pengalaman seseorang secara individual terhadap Tuhannya. Contohnya: kelegaan batin.
- Mempelajari, meneliti dan menganalisis pengaruh kepercayaan akan adanya hidup sesudah mati/ akhirat pada tiap-tiap orang.
- Meneliti dan mempelajari kesadaran dan perasaan orang terhadap kepercayaan yang berhubungan dengan surga dan neraka serta dosa dan pahala yang turut memberi pengaruh terhadap sikap dan tingkah lakunya dalam kehidupan.
- Meneliti dan mempelajari bagaimana pengaruh penghayatan seseorang terhadap ayat-ayat suci kelegaan batinnya. Semua itu tercangakup dalam kesadaran beragama (religious counsciousness) dan pengalaman agama ( religious experience ).
5.
Sejarah Psikologi Agama
Perhatian
secara psikologis terhadap agama setua kehidupan umat manusia, sejak kesadaran
manusia tumbuh orang telah memikirkan tentang arti hidup. Perilaku manusia yang
berkaitan dengan dunia ketuhanan ternyata telah banyak menyita perhatian para
ahli dan pada abad ke-19 perhatian tersebut dilakukan secara ilmiah lewat
Psikologi Agama.
Sumber-sumber
Barat mengungkapkan bahwa penelitian ilmiah modern di lapangan Psikologi Agama
dimulai sejak adanya kajian para antropolog dan sosiolog tentang agama.
Terbitnya buku The Psychology of Religion karya E.D Starbuckth tahun 1899
menjadi tanda lahirnya Psikologi Agama.
Di dunia
Timur (Islam) kajian-kajian Psikologi Agama telah banyak dilakukan dan jauh
sebelum lahirnya Psikologi Agama di Barat. Seperti terbitnya karya Ibnu Tufail
(1110-1185) Hayy Ibnu Yaqzan, al Ghazali (1059-1111) dengan karya al Munqidz
min al Dhalal dan Ihya ‘Ulum al Din dll, namun belum dikembangkan ke dalam
Psikologi Agama.
Di
Indonesia, Psikologi Agama mulai dikenal sejak tahun 1970 an. Prof.Dr.A. Mukti
Ali dan Prof.Dr.Zakiah Dradjat yang dikenal sebagai pelopor pengembangan
Psikologi Agama di lingkungan IAIN, dan terbitnya beberapa buku Psikologi
Agama.
Perkembangan
Psikologi Agama sekarang semakin pesat yang mengarah kepada ilmu Psikologi
terapan yang banyak manfaatnya dalam berbagai lembaga spt lembaga pendidikan,
penyuluhan, pembinaan masyarakat, perusahaan, rumah sakit, panti asuhan,
lembaga pemasyarakatan, dakwah dll.
6.
Urgensi Psikologi Agama dalam
Pendidikan (keluarga, Sekolah, dan Masyarakat)
Education (pendidikan) dan jiwa
keagamaaan sangat terkait, karena pendidikan tanpa agama ibaratnya bagi manusia
akan pincang. Sedang jiwa keagamaan yang tanpa melalui menegemant pendidikan
yang baik, maka juga akan percuma. Dengan kata lain, pendidikan dinilai
memiliki peran penting dalam upaya menanamkan rasa keagamaan pada seseorang.
1.
Pendidikan
Keluarga
Perkembangan agama menurut W.H. Clark, berjalin dengan
unsur-unsur kejiwaan sehingga sulit untuk diidentifikasikan secara jelas,
karenaa masalah yang menyangkut kejiwaan, manusia demikian rumit dan
kompleksnya. Namun demikian, melalui fungsi-fungsi jiwa yang masih sangat
sederhana tersebut, agama terjalin dan terlibat didalamnya. Melalui jalinan
unsur-unsur dan tenaga kejiwaan ini pulalah agama itu bekembang (W.H. Clark,
1964: 4).
2.
Pendidikan
Kelembagaan
Pendidikan agama di lembaga pendidikan bagaimanapun
akan memberi pengaruh bagi pembentukan jiwa keagamaan pada anak. Namun
demikian, besar kecilnya pengaruh tersebut sangat tergantung pada berbgai
faktor yang dapat memotivasi nak untuk memahami nilai-nilai agama. Sebab,
pendidikan agama pada hakikatnya merupakan pendidikan nilai. Oleh karena itu,
pendidikan agama lebih dititik beratkan pada bagaimana membentuk kebiasaan yang
selaras dengan tuntunan agama. Fungsi sekolah dalam kaitannya dengan
pembentukan jiwa keagamaan pada anak, antara lain sebagai pelanjut pendidikan
agama di lingkungan keluarga atau membentuk jiwa keagamaan pada diri anak yang
tidak menerima pendidikan agama dalam keluarga.
3.
Pendidikan
Masyarakat
Masyarakat merupakan lapangan pendidikan yang ketiga.
Peran psikologi agama dalam lembaga ini adalah memupuk jiwa keagamaan karenma
masyarakat akan memberi dampak dalam pembentukan pertumbuhan baik fidik maupub
psikis. Yang mana pertumbuhan psikis akan berlangsung seumur hidup. Sehingga
sangat besarnya pengaruh masyarakat terhadap pertumbuhan jiwa keagamaan sebagai
bagian dari aspek kepribadian yang terintegrasi dalam pertumbuhan psikis.
7.
Manfaat Psikologi Agama
Diantara
kegunaan psikologi agama yaitu sejalan dengan ruang lingkup kajiannya telah
banyak memberi sumbangan dalam memecahkan persoalan kehidupan manusia kaitannya
dengan agama yang dianutnya, perasaan keagamaan itu dapat mempengaruhi
ketentraman batinnya baik konflik itu terjadi pada diri seseorang hingga ia
menjadi lebih taat menjalankan ajaran agamanya maupun tidak.
Psikologi
agama dapat di manfaatkan dalam berbagai lapangan kehidupan seperti dalam
bidang pendidikan, psikoterapi dan dalam lapangan lain dalam kehidupan
Di bidang
industri, psikologi juga dapat dimanfaatkan. Misalnya, adanya ceramah agama
islam guna untuk menyadarkan para buruh dari perbuatan yang tak terpuji dan
merugikan perusahaan.
Dalam banyak
kasus, pendekatan psikologi agama, baik langsung maupun tidak langsung dapat
digunakan untuk membangkitkan perasaan dan kesadaran beragama. Selain itu dalam
pendidikan psikologi agama dapat difungsikan pada pembinaan moral dan mental
keagamaan peserta didik.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Psikologi
agama yang memepelajari rasa agama dan perkembangannya mempunyai peranan yang
saling korelatif dalam pendidikan agama islam. Pendidikan islam sebagi sebuah
upaya penyadaran terhadap umat islam akan lebih mudah diterima oleh masyarakat.
Pertumbuhan rasa agama akan semakin meningkat dan juga bisa dihubungkan dengan
kondisi di sekitarnya, baik sosial,ekonomi, politik hukum dan sebagainya. Peran
psikologi agama dalam pendidikan islam lebih memudahkan pemahaman masyarakat
dalam menelaah agama secara komprehensif. Agama tidak dipandang hanya sebagi
kebutuhan orang-orang tertentu, tapi agama memang menjadi kebutuhan stiap
pribadi seseorang yang menjadikan perkembangan pribadi secara psikisnya. Proses
penyadaran dan perubahan untuk meningkatkan nilai jiwa keagamaan pun akan mudah
di kembangkan. Perkembangan kejiwaan seseorang adalah sebuah bentuk kewajaran
dan pasti terjadi dalam diri seseorang. Oleh karena itu pendidikan merupakan
suatu keniscayaan dalam mengarahkan proses perkembangan kejiwaan. Terlebih lagi
dalam lembaga pendidikan islam, tentu akan mempengaruhi bagi pembentukan jiwa
keagamaan. Jiwa keagamaan ini perlu ditanamkan pada anak sejak usia dini.
DAFTAR PUSTAKA
- Rahmad, Jalaludin. 1996. Psikologi Agama. (Edisi Revisi). Penerbit Putra Utama: Jakarta.
- Rahmad, Jalaluddin. 2003. Psikologi Agama (sebuah pengantar). Penerbit: Mizan media buku utama, Jakarta.
- Abu Bakar, Muhammad. 1981. Pedoman Pendidikan dan Pengajaran. Usaha Nasional: Surabaya.
- Awwad, Jaudah Muhammad. 1995. Mendidik Anak Secara Islam. Gema Insani Press: Jakarta.
- Quraish Shihab. 1992. Membumikan al Qur`an Bandung: Mizan,
- Sururin, M.Ag. Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004
- H. Jalaludin. Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007
- H. Ramayulis, Psikologi Agama, Jakarta: Radar Jaya, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar