Minggu, 28 Desember 2014

tugas Bpk shodiq semster 5 mata kuliah pengembangan kurikulum



MAKALAH
PERMASALAHAN
YANG TERJADI DENGAN DITERAPKANYA KURIKULUM 2013 DAN SOLUSI PENYELESAIAN MASALAH
YANG TIMBUL DENGAN DITERAPKANNYA KURIKULUM 2013.
Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah pengembanga Kurikulum
Dosen Pengampu
: Bpk M. Shodiq

https://celotehmurahan.files.wordpress.com/2013/07/staimus_transparant_-_minnglaw1.png
Disusu Oleh
Nama              : Devi
NIM                :
02 9377
Daerah           : Wonogiri
Semester         : 05




SEKOLAH
TINGGI MAMBAUL ‘ULUM SURAKARTA
STAIMUS

BAB I
PENDAHULUAN
A.   
Latar Belakang
Kontroversi terhadap
perubahan kurikulum ini terus bermunculan. Banyak pihak menanyakan alasan
digantinya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013
dengan standar isi yang jauh berbeda, khususnya untuk pendidikan tingkat dasar.
Direktur Pembinaan Sekolah Dasar (SD) Ditjen Dikdas Kemendikbud
Ibrahim Bafadal mengatakan bahwa perubahan ini juga melihat kondisi yang ada
selama beberapa tahun ini. KTSP yang memberi keleluasaan terhadap guru membuat
kurikulum secara mandiri untuk masing-masing sekolah ternyata tak berjalan
mulus.
“Tidak semua guru
memiliki dan dibekali profesionalisme untuk membuat kurikulum. Yang terjadi,
jadinya hanya mengadopsi saja,” kata Ibrahim, di Gedung Kemendikbud,
Jakarta, belum lama ini seperti dilansir kompas.com.
Untuk itu, kurikulum
yang baru ini dibuat dan dirancang oleh pemerintah, terutama untuk bagian yang
sangat inti. Dengan demikian, pihak sekolah dan guru tinggal mengaplikasikan
saja pola yang sudah dimasukkan dalam struktur kurikulum untuk masing-masing
jenjang tersebut.
Ia mengakui bahwa untuk
tingkat SD terjadi perubahan yang cukup besar mengingat basis tematik
integratif yang dianut saat ini. Mata pelajaran yang dulu ada 10 bidang
dikurangi menjadi tersisa enam mata pelajaran saja dengan pembagian empat mata
pelajaran utama dan dua mata pelajaran muatan lokal.
“Jadi untuk pendidikan
dasar, kami ambil yang sangat inti, seperti PPKn, Agama, Bahasa Indonesia, dan
Matematika,” ungkap Ibrahim.
Sementara itu Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, mengatakan bahwa perubahan kurikulum
yang dilakukan oleh pemerintah saat ini dinilai sangat penting karena situasi
menyangkut generasi muda ini sudah genting. Cara yang efektif untuk mengatasi
ini adalah transformasi melalui pendidikan yaitu salah satunya merevisi
kurikulum.
Ini genting dan
penting. Indonesia ini punya bonus demografi usia produktif yang banyak. Kalau
tidak diolah maka mereka hanya akan menjadi beban pembangunan,” kata Nuh saat
Uji Publik Pengembangan Kurikulum 2013 di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY),
Yogyakarta, Sabtu (1/12/2012).
Untuk itu, ia berupaya
melakukan transformasi melalui pendidikan yang salah satunya adala perubahan
kurikulum untuk menjadikan generasi saat ini memiliki kompetensi yang unggul
sehingga mampu menjadi modal pembangunan untuk 10 hingga 15 tahun mendatang.
“Saat ini saja generasi
usia sekolah dasar maupun menengah mencapai setengah populasi sendiri. Ini
kalau tidak disiapkan dari sekarang, akan kesulitan nantinya,” ungkap Nuh.
Ia juga menjelaskan
bahwa perubahan kurikulum ini bertujuan untuk menelurkan generasi yang cerdas
komprehensif. Tidak hanya unggul secara pengetahuan, namun generasi ini juga
memiliki kepedulian pada sesama, jujur serta kreatif dan produktif.
“Kurikulum yang nanti
dijalankan ini kan mendorong anak untuk berusaha terus ingin tahu dan mencari
jawabannya. Dari sini akan tumbuh generasi yang kreatif dan produktif,”
jelasnya.
“Ini juga langkah untuk
mempersiapkan generasi emas 100 tahun Indonesia Merdeka. Jadi nantinya secara
ekonomi, kondisi Indonesia juga akan meningkat. Nggak apa sekarang masih miskin
yang penting kita ini calon kaya,” tandasnya.

B.    
Rumusan Masalah
1.     
Bagaimana Tuntunan dan
permasalahan yang terjadi dalam kurikulum 2013 ?
2.     
Bagaiman solusi
penyelesaian masalah yang timbul dengan diterapkannya kurikulum 2013?
C.   
Tujuan Penulisan Makalah
1.     
Untuk mengetahui tuntunan
dan permasalahan yang terjadi dalam kurikulul 2013
2.     
Dapat mengetahui
cara/solusinya dalam penyelesaian masalah yang timbul dengan diterapkanya
kurikulum 2013









BAB II
PEMBAHASAN

1.      Tuntutan dan permasalahan yang terjadi dalam kurikulum
2013
baru-baru ini dengan diterapkannya kurikulum 2013 timbul beberapa pro dan
kontra. hal ini diakibatkan kebijakan yang pemerintah buat tidak sesuai dengan
harapan dan kondisi nyata yang ada di lapangan. para guru yang ditunjuk sebagai
pelaksana kurikulum merasa bingung dengan diterapkannya kurikulum 2013 ini.
kebanyakan dari mereka masih menggunakan kurikulum sebelumnya yakni kurikulum
ktsp dalam pembelajarannya, karena mereka belum begitu paham dengan kurikulum
2013 yang sebenarnya, padahal beberapa dari mereka telah dilatih dalam
persiapan pelaksanaan kurikulum 2013. salah satu perbedaan antara kurikulum
2013 dengan kurikulum sebelumnya adalah adanya buku siswa dan buku guru yang
telah disediakan oleh pemerintah pusat sebagai buku wajib sumber belajar di sekolah.
sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013, yakni pendekatan scientific.
pendekatan ini lebih menekankan pada pembelajaran yang mengaktifkan siswa.
pendekatan ini dilaksanakan dengan melibatkan tiga model pembelajaran
diantaranya adalah problem based learning, project based learning, dan
discovery learning
. ketiga model ini akan menunjang how to do  yang
dielu-elukan dalam kurikulum 2013. dalam pelaksanaannya pendekatan scientific
ini menekankan lima aspek penting, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar,
dan komunikasi.
1.       mengamati
pada
kurikulum 2013 metode ceramah tidak dilupakan, hanya dikurangi takarannya.
siswa dituntut aktif dalam segala masalah. proses mengamati dalam pelajaran
fisika, biologi, kimia merupakan suatu proses belajar yang sering digunakan.
namun bagi mata pelajaran lain, guru dituntut harus paham materi sebelum
menghadirkan siswa ke dunia nyata dengan mengamati sendiri semua fenomena yang
terjadi yang berhubungan dengan materi pelajarannya.
2.       menanya
agar siswa
merasa bertanya-tanya (rasa ingin tahu), seorang guru harus menyediakan
pembelajaran yang menimbulkan masalah. artinya guru harus mampu menyediakan
kegiatan pembelajaran yang menarik yang dapat menimbulkan rasa ngin tahu siswa.
3.       mencoba
dalam
pelaksanaan kurikulum 2013, siswa dituntut untuk mencoba sendiri, dan terlibat
langsung dalam masalah yang dihadirkan guru. dalam pembelajaran matematika
misalnya, siswa diminta mencoba sendiri mencari data untuk disajikan dalam
bentuk diagram, ataupun grafik. data itu dapat diperoleh melalui pengukuran
langsung, melalui wawancara, dan melalui pengamatan.
4.       menalar
siswa
dituntut untuk dapat memahami dengan benar pokok materi yang diajarkan guru.
siswa akan mudah menalar suatu materi ajar apabila pelajaran yang diajarkan
tidak memberatkan mereka.
5.       komunikasi
dalam proses
mengkomunikasian semua permasalahan, siswa diminta mempresentasikan hasil kerja
mereka. kelima aspek dalam pelaksanaan kurikulum 2013 sangat berkaitan satu
sama lain. pada dasarnya, kelima aspek ini sudah pernah dilakukan oleh sebagian
guru. namun pendalamannya dilakukan kembali di kurikulum 2013 untuk menyegarkan
semangat pendidikan indonesia.
peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap
peserta didik dengan ketersediaan kegiatan pada buku siswa dan buku guru. oleh
karena itu guru perlu mencermati buku guru maupun buku siswa yang disediakan
pemerintah ini. hal ini diperlukan mengingat buku yang disediakan pemerintah
ditujukan untuk keperluan skala nasional. padahal masing-masing sekolah
memiliki karakteristik siswa masing-masing. dengan demikian, guru diharapkan
mampu mencermati dan menganalisis buku guru ataupun guru siswa, agar kekeliruan
dan ketidaktepatan buku yang disesuaikan dengan karakteristik siswa
masing-masing sekolah telah diketahui lebih awal.
dalam
pelaksanaannya, dengan diterapkannya kurikulum 2013 ini banyak ditemui beberapa
keluhan guru. beberapa keluhan guru dapat diketahui melalui sumber informasi
yang dihimpun dalam penjelasan sebagai berikut :
1.     
kesulitan guru dalam memahami kompetensi inti (ki) dan
kompetensi dasar (kd).
kesulitan
yang paling banyak dikeluhkan oleh para guru adalah mengenai pemahaman tentang
kompetensi inti (ki) dan kompetensi dasar (kd). sekjen federasi serikat guru
indonesia, retno liyarti mengatakan, “mereka masih bingung bagaimana cara
mengajarkannya dan penilaiannya”.
2.     
guru merasa kurang dilatih untuk melaksanakan
kurikulum 2013 dalam kegiatan pembelajarannya
para guru
sekolah menengah atas (sma) merasa kebingungan karena semula hanya tiga mata
pelajaran saja yang menggunakan kurikulum 2013 yaitu matematika, bahasa
indonesia, dan sejarah namun tiba-tiba kurikulum 2013 diterapkan untuk semua
mata pelajaran padahal guru-guru lain selain matematika, bahasa indonesia, dan
sejarah belum dilatih bagaimana menerapkan kurikulum 2013 pada mata pelajaran
yang diampunya.
3.     
belum adanya silabus final mengakibatkan kesulitan
dalam pembuatan rpp
selain itu,
dokumen silabus final belum diterima oleh para guru, padahal dalam pembuatan
rpp (rencana pelaksanaan pembelajaran dasarnya adalah silabus
4.     
keluhan tentang keterurutan materi pelajaran
kepala dinas
pendidikan pemuda dan olahraga (disdikpora) daerah istimewa yogyakarta, baskara
aji mengakui banyak masukan kritis dari guru mengenaik isi materi buku ajar
kurikulum baru. kata aji keluhan umum para guru di diy ialah mengharapkan ada
perbaikan dalam susunan urutan pengajaran materi yang ada di buku ajar. “banyak
yang menilai susunan urutan pengajaran materi tiap minggunya yang tercantum di
buku ajar perlu diperbaiki”. keluhan ini paling banyak muncul dari para guru
sma dan smk. hal ini akan diatasi oleh disdikpora diy dengan mengumpulkan semua
perwakilan sekolah yang ditunjuk melaksanakan kurikulum 2013 untuk mengevaluasi
tahap awal peneraan pola pembelajaran baru dalam sebulan terakhir. pertemuan
ini penting sebab sebagian sekolah merasa mampu menerapkan kurikulum baru
dengan baik, namun yang lain kesulitan. sehingga dengan adanya forum ini akan
terjalin tukar menukar pengalaman tentang pelaksanaan kurikulum 2013 di
masing-masing sekolah.















2.      solusi penyelesaian masalah yang timbul dengan
diterapkannya kurikulum 2013.
pada kenyataannya, karena adanya
perbedaan kemampuan dan pengetahuan guru, belum semua guru mampu mengembangkan
kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa untuk mengamati fenomena
yang terjadi yang berhubungan dengan materi pelajarannya. hal inilah salah
satunya yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan kurikulum 2013. oleh karena
itu, sangat perlu bagi masing-masing sekolah mengadakan kegiatan :
1.     
lesson study ataupun workshop
yang membahasa cara mengajarkan kegiatan pembelajaran yang dimaksudkan dalam
kurikulum 2013.
menurut sudrajat (2008) lesson study merupakan
satu upaya meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan secara
kolaboratif dan berkelanjutan oleh sekelompok guru. dengan berkolaborasi guru
mampu mengembangkan bagaimana siswa belajar dan bagaimana membelajarkan siswa.
selain itu melalui lesson study guru dapat memperoleh pengetahuan dari
guru lainnya atau narasumber. hal ini diperoleh melalui adanya umpan balik dari
anggota lesson study. sehingga kemampuan guru semakin hari semakin
bertambah baik dengan melakukan contoh kemudian dikritisi ataupun dari
memperhatikan contoh kemudian mengkritisi.
2.     
pertemuan
antar sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013
pertemuan
ini mengumpulkan semua perwakilan sekolah yang ditunjuk melaksanakan kurikulum
2013 untuk mengevaluasi tahap awal peneraan pola pembelajaran baru dalam
sebulan terakhir. pertemuan ini penting sebab sebagian sekolah merasa mampu
menerapkan kurikulum baru dengan baik, namun yang lain kesulitan. sehingga
dengan adanya forum ini akan terjalin tukar menukar pengalaman tentang
pelaksanaan kurikulum 2013 di masing-masing sekolah.


DAFTAR PUSTAKA
http://indonesia.ucanews.com/2012/12/03/inilah-alasan-kurikulum-dirombak/

makalah pak pardi smester 5 psikologis agama



MAKALAH
PENGERTIAN, SEJARAH PERKEMBANGAN, MANFAAT,
RUANG LINGKUP DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA
UNTUK PENDIDIKAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Agama
Dosen Pembimbing : Bp Pardi M.S.I



https://celotehmurahan.files.wordpress.com/2013/07/staimus_transparant_-_minnglaw1.png
















Disusun Oleh
Nama              : Devi
NIM                : 02 9377
Daerah            : Wonogiri
Semester         : 05










SEKOLAH TINGGI MAMBAUL ‘ULUM SURAKARTA
STAIMUS









BAB I
                                                            PENDAHULUAN      
A.    Latar Belakang
Manusia memiliki bermacam ragam kebutuhan batin maupun lahir akan tetapi, kebutuhan manusia terbatas karena kebutuhan tersebut juga dibutuhkan oleh manusia lainnya. Karena manusia selalu membutuhkan pegangan hidup yang disebut agama karena manusia merasa bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya yang maha kuasa tempat mereka berlindung dan memohon pertolongan. Sehingga keseimbagan manusia dilandasi kepercayan beragama. sikap orang dewasa dalam beragama sangat menonjol jika, kebutuaan akan beragama tertanam dalam dirinya. Kesetabilan hidup seseorang dalam beragama dan tingkah laku keagamaan seseorang, bukanlah kesetabilan yang statis. adanya perubahan itu terjadi karena proses pertimbangan pikiran, pengetahuan yang dimiliki dan mungkin karena kondisi yang ada. Tingkah laku keagamaan orang dewasa memiliki persepektif yang luas didasarkan atas nilai-nilai yang dipilihnya.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengertian Psikologi
2.      Bagaimana pengertian Agama ?
3.      Bagaimana pengertian psikologi Agamana ?
4.      Bagaimana Ruang  lingkup psikologi Agama ?
5.      Bagaimana sejarah psikologi Agama ?
6.      Bagaimana Urgensi Psikologi Agama dalam Pendidikan (keluarga, Sekolah, dan Masyarakat) 
7.      Apa saja manfaat psikologi Agama ?

C.    Tujuan Makalah ini dibuat
1.      Agar dapat memahami pengertian psikologi
2.      Bisa mengerti pengertian agama
3.      Dapat mengetahui pengertian psikologi Agama
4.      Dapat mengetahui ruang lingkup psikologi Agama
5.      Dapat mengetahui sejarah psikologi Agama
6.      Dapat mengetahui urgensi psikologi Agama dalam pendidikan keluarga sekolah dan masyarakat
7.      Dapat mengetahui manfaat psikologi Agama ?




















BAB II
PEMBAHASAN


1.      Pengertian Psikologi
Psikologi berasal dari perkataan yunani psyce yang artinya jiwa, dan logos yang artinya ilmu. Jadi secara etimologi psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya ( ilmu jiwa ). Secara umum, psikologi diartikan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia atau ilmu yang mempelajari gejala-gejala jiwa manusia.

Psikologi Menurut Beberapa Ahli:
  • Menurut Dr. Singgih Dirgagunarsa bahwa Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
  • Menurut plato dan Aristoteles Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari teentang hakekat jiwa serta prosesnya sampai akhir. 
  • Menurut Clifford T. Morgan Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan.
  • Menurut H. Sumardi, MSI Psikologi adalah ilmu yang meneliti dan mempelajari sikap serta tingkah laku manusia sebagai gambaran dari gejala jiwa yang berada di belakangnya.
  • Menurut Ricard H. Thouless Psikologi adalah ilmu tentang tingkah laku pengalaman manusia.
  • Menurut Jalaluddin Psikologi adalah imu yang mempalajari gejala jiwa manusia yanng normal, dewasa, dan beradab.
                  

2.      Pengertian Agama

Agama sebagai bentuk keyakinan, memang sulit diukur secara tepat dan rinci. Banyak para ahli yang berpendapat tentang arti agama, diantaranya :
  • Menurut Harun Nassution, arti agama berdasarkan asal kata, yaitu al-din, religi ( relege, religare ) dan agama. Dalam bahasa semit al-Din berarti undang-undang atau hukum. Dalam bahasa Arab, Agama ( Ad-din ) artinya hukum, ikatan, dan peraturan. Dalam bahasa latin kata religi ( relege ) berarti mengumpulkan dan membaca ;yang kemudian menjadi kata religare yang berarti mengikat.
  • Agama adalah ikatan yang harus dipegang dan dipenuhi manusia. Ikatan adalah kekuatan yang lebih tinggi dari manusia yang tidak dapat ditangkap keduanya, namun mampu mewarnai kehidupan.
  • Menurut Harun Nassution, Agama harus mempunyai 4 aspek yaitu : (1). Kekuatan gaib (2). Keyakinan terhadap kekuatan gaib (3). Respon (4). Paham adanya yang kudus.
  • Menurut Robert H. Thouless, fakta menunjukkan bahwa agama berpusat pada Tuhan atau Dewa- Dewa sebagai ukuran yang menentukan yang tak boleh diabaikan ( keyakinan tentang dunia lain ). Ia mendefinisikan agama adalah sikap /cara penyesuaian diri terhadap dunia yang mencangkup acuan yang menunjukkan ingkungan lebih luas daripada dunia fiisik yang terikat ruang dan waktu---the spatio-temporal physical world ( dunia spiritual )
3.       Pengertian Psikologi Agama
Psikologi agama terdiri dari dua paduan kata, yakni psikologi dan agama. Kedua kata ini mempunyai makna yang berbeda. Psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari gejala jiwa manusia yang normal, dewasa dan beradab. (Jalaluddin, 1979: 77). Sedangkan agama memiliki sangkut paut dengan kehidupan batin manusia. Menurut Harun Nasution, agama berasal dari kata Al Din yang berarti undang-undang atau hukum, religi (latin) atau relegere berarti mengumpulkan dan membaca. Kemudian religare berarti mengikat. Dan kata agama terdiri dari tidak, “gama”; pergi yang berarti tetap ditempat atau diwarisi turun menurun .
Dari definisi tersebut, psikologi agama meneliti dan menelaah kehidupan beragama pada seseorang dan mempelajari berapa besar pengaruh keyakinan agama itu dalam sikap dan tingkah laku, serta keadaaan hidup pada umumnya, selain itu juga mempelajari pertumbuhan dan perkembangan jiwa agama pada seseorang, serta faktor-faktor yang mempengaruhi keyakinan tersebut (Zakiyah darajat dikutip oleh Jalaluddin, 2004: 15)
Menurut Robert Thouless, Psikologi agama adalah cabang dari psikologi yang bertujuan mengembangkan pemahaman terhadap perilaku keagamaan dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip psikologi yang dipungut dari kajian terhadap perilaku bukan keagamaan.  Menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat, psikologi agama meneliti dan menelaah kehidupan beragama pada seseorang dan mempelajari berapa besar pengaruh keyakinan agama itu dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup pada umumnya. Selain ittu juga mempelajaripertumbuhan dan perkembangan jiwa agma pada seseorang, serta faktor-faktor yang mempengaruhi keyakinan tersebut. Psikologi agama merupakan cabang psikologi yang meneliti dan mempelajari tingkah laku mannusia dalam hubungan dengan pengaruh keyakinan terhadap agama yang dianutnya serta dalam kaitannya dengan perkembangan usia masing-masing.


4.      Ruang Lingkup Psikologi Agama
Berkaitan dengan ruang lingkup dari psikologi agama, maka ruang kajiannya adalah mencakup kesadaran agama yang berarti bagian/ segi agama yang hadir dalam pikiran, yang merupakan aspek mental dari aktivitas agama, dan pengalaman agama berarti unsur perasaan dalam kesadaran beragama yakni perasaan yang membawa kepada keyakinan yang dihasilkan oleh tindakan (amaliah) dengan kata lain bahwa psikologi agama mempelajari kesadaran agama pada seseorang yang pengaruhnya terlihat dalam kelakuan dan tindakan agama orang itu dalam hidupnya. (Jalaluddin, 2004: 17)
Dalam hal ini psikologi agama telah dimanfaatkan dalam berbagai ruang kehidupan, misalnya dalam bidang pendidikan, perusahaan, pengobatan, penyuluhan narapidana di LP dan pada bidang- bidang lainnya.
Sebagai disiplin ilmu yang otonom, psikologi agama memiliki ruang lingkup pembahasannya tersendiri yangg dibedakan dari disiplin ilmu yang mempelajari maslah agama lainnya. Pernyataan Robert Thouless, memusatkan kajiannya pada agama agama yang hidup dalam budaya suatu kelompok / masyarakat itu sendiri. Kajiannya terpusat pada pemahaman terhadap perilaku keagamaan dengan menggunakan psikologi.


Menurut Zakiyah Daradjat, ruang lingkup yang menjadi lapangan kajian psikologi agama mengenai:
  1. Bermacam-macam emosi yang menjalar di luar kesadaran yang ikut serta dalam kehidupan beragama orang biasa ( umum ). Contoh : perasaan tenang, pasrah dan menyerah.
  2. Bagaimana perasaan dan pengalaman seseorang secara individual terhadap Tuhannya. Contohnya: kelegaan batin.
  3. Mempelajari, meneliti dan menganalisis pengaruh kepercayaan akan adanya hidup sesudah mati/ akhirat pada tiap-tiap orang.
  4. Meneliti dan mempelajari kesadaran dan perasaan orang terhadap kepercayaan yang berhubungan dengan surga dan neraka serta dosa dan pahala yang turut  memberi pengaruh terhadap sikap dan tingkah lakunya dalam kehidupan.
  5. Meneliti dan mempelajari bagaimana pengaruh penghayatan seseorang terhadap ayat-ayat suci kelegaan batinnya. Semua itu tercangakup dalam kesadaran beragama (religious counsciousness) dan pengalaman agama ( religious experience ).



5.      Sejarah Psikologi Agama
Perhatian secara psikologis terhadap agama setua kehidupan umat manusia, sejak kesadaran manusia tumbuh orang telah memikirkan tentang arti hidup. Perilaku manusia yang berkaitan dengan dunia ketuhanan ternyata telah banyak menyita perhatian para ahli dan pada abad ke-19 perhatian tersebut dilakukan secara ilmiah lewat Psikologi Agama. 
Sumber-sumber Barat mengungkapkan bahwa penelitian ilmiah modern di lapangan Psikologi Agama dimulai sejak adanya kajian para antropolog dan sosiolog tentang agama. Terbitnya buku The Psychology of Religion karya E.D Starbuckth tahun 1899 menjadi tanda lahirnya Psikologi Agama.
Di dunia Timur (Islam) kajian-kajian Psikologi Agama telah banyak dilakukan dan jauh sebelum lahirnya Psikologi Agama di Barat. Seperti terbitnya karya Ibnu Tufail (1110-1185) Hayy Ibnu Yaqzan, al Ghazali (1059-1111) dengan karya al Munqidz min al Dhalal dan Ihya ‘Ulum al Din dll, namun belum dikembangkan ke dalam Psikologi Agama.
Di Indonesia, Psikologi Agama mulai dikenal sejak tahun 1970 an. Prof.Dr.A. Mukti Ali dan Prof.Dr.Zakiah Dradjat yang dikenal sebagai pelopor pengembangan Psikologi Agama di lingkungan IAIN, dan terbitnya beberapa buku Psikologi Agama.
Perkembangan Psikologi Agama sekarang semakin pesat yang mengarah kepada ilmu Psikologi terapan yang banyak manfaatnya dalam berbagai lembaga spt lembaga pendidikan, penyuluhan, pembinaan masyarakat, perusahaan, rumah sakit, panti asuhan, lembaga pemasyarakatan, dakwah dll.

6.      Urgensi Psikologi Agama dalam Pendidikan (keluarga, Sekolah, dan Masyarakat)
Education (pendidikan) dan jiwa keagamaaan sangat terkait, karena pendidikan tanpa agama ibaratnya bagi manusia akan pincang. Sedang jiwa keagamaan yang tanpa melalui menegemant pendidikan yang baik, maka juga akan percuma. Dengan kata lain, pendidikan dinilai memiliki peran penting dalam upaya menanamkan rasa keagamaan pada seseorang.


1.             Pendidikan Keluarga 
Perkembangan agama menurut W.H. Clark, berjalin dengan unsur-unsur kejiwaan sehingga sulit untuk diidentifikasikan secara jelas, karenaa masalah yang menyangkut kejiwaan, manusia demikian rumit dan kompleksnya. Namun demikian, melalui fungsi-fungsi jiwa yang masih sangat sederhana tersebut, agama terjalin dan terlibat didalamnya. Melalui jalinan unsur-unsur dan tenaga kejiwaan ini pulalah agama itu bekembang (W.H. Clark, 1964: 4). 
2.             Pendidikan Kelembagaan 
Pendidikan agama di lembaga pendidikan bagaimanapun akan memberi pengaruh bagi pembentukan jiwa keagamaan pada anak. Namun demikian, besar kecilnya pengaruh tersebut sangat tergantung pada berbgai faktor yang dapat memotivasi nak untuk memahami nilai-nilai agama. Sebab, pendidikan agama pada hakikatnya merupakan pendidikan nilai. Oleh karena itu, pendidikan agama lebih dititik beratkan pada bagaimana membentuk kebiasaan yang selaras dengan tuntunan agama. Fungsi sekolah dalam kaitannya dengan pembentukan jiwa keagamaan pada anak, antara lain sebagai pelanjut pendidikan agama di lingkungan keluarga atau membentuk jiwa keagamaan pada diri anak yang tidak menerima pendidikan agama dalam keluarga.

3.             Pendidikan Masyarakat 
Masyarakat merupakan lapangan pendidikan yang ketiga. Peran psikologi agama dalam lembaga ini adalah memupuk jiwa keagamaan karenma masyarakat akan memberi dampak dalam pembentukan pertumbuhan baik fidik maupub psikis. Yang mana pertumbuhan psikis akan berlangsung seumur hidup. Sehingga sangat besarnya pengaruh masyarakat terhadap pertumbuhan jiwa keagamaan sebagai bagian dari aspek kepribadian yang terintegrasi dalam pertumbuhan psikis.

7.      Manfaat Psikologi Agama

Diantara kegunaan psikologi agama yaitu sejalan dengan ruang lingkup kajiannya telah banyak memberi sumbangan dalam memecahkan persoalan kehidupan manusia kaitannya dengan agama yang dianutnya, perasaan keagamaan itu dapat mempengaruhi ketentraman batinnya baik konflik itu terjadi pada diri seseorang hingga ia menjadi lebih taat menjalankan ajaran agamanya maupun tidak.
Psikologi agama dapat di manfaatkan dalam berbagai lapangan kehidupan seperti dalam bidang pendidikan, psikoterapi dan dalam lapangan lain dalam kehidupan
Di bidang industri, psikologi juga dapat dimanfaatkan. Misalnya, adanya ceramah agama islam guna untuk menyadarkan para buruh dari perbuatan yang tak terpuji dan merugikan perusahaan.
Dalam banyak kasus, pendekatan psikologi agama, baik langsung maupun tidak langsung dapat digunakan untuk membangkitkan perasaan dan kesadaran beragama. Selain itu dalam pendidikan psikologi agama dapat difungsikan pada pembinaan moral dan mental keagamaan peserta didik.








BAB III
                                                                  PENUTUP                

Kesimpulan

Psikologi agama yang memepelajari rasa agama dan perkembangannya mempunyai peranan yang saling korelatif dalam pendidikan agama islam. Pendidikan islam sebagi sebuah upaya penyadaran terhadap umat islam akan lebih mudah diterima oleh masyarakat. Pertumbuhan rasa agama akan semakin meningkat dan juga bisa dihubungkan dengan kondisi di sekitarnya, baik sosial,ekonomi, politik hukum dan sebagainya. Peran psikologi agama dalam pendidikan islam lebih memudahkan pemahaman masyarakat dalam menelaah agama secara komprehensif. Agama tidak dipandang hanya sebagi kebutuhan orang-orang tertentu, tapi agama memang menjadi kebutuhan stiap pribadi seseorang yang menjadikan perkembangan pribadi secara psikisnya. Proses penyadaran dan perubahan untuk meningkatkan nilai jiwa keagamaan pun akan mudah di kembangkan. Perkembangan kejiwaan seseorang adalah sebuah bentuk kewajaran dan pasti terjadi dalam diri seseorang. Oleh karena itu pendidikan merupakan suatu keniscayaan dalam mengarahkan proses perkembangan kejiwaan. Terlebih lagi dalam lembaga pendidikan islam, tentu akan mempengaruhi bagi pembentukan jiwa keagamaan. Jiwa keagamaan ini perlu ditanamkan pada anak sejak usia dini.

DAFTAR PUSTAKA
  • Rahmad, Jalaludin. 1996. Psikologi Agama. (Edisi Revisi). Penerbit Putra Utama: Jakarta.
  • Rahmad, Jalaluddin. 2003. Psikologi Agama (sebuah pengantar). Penerbit: Mizan media buku utama, Jakarta.
  • Abu Bakar, Muhammad. 1981. Pedoman Pendidikan dan Pengajaran. Usaha Nasional: Surabaya.
  • Awwad, Jaudah Muhammad. 1995. Mendidik Anak Secara Islam. Gema Insani Press: Jakarta.
  • Quraish Shihab. 1992. Membumikan al Qur`an Bandung: Mizan,
  • Sururin, M.Ag. Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004
  • H. Jalaludin. Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007
  • H. Ramayulis, Psikologi Agama, Jakarta: Radar Jaya, 2009